Berpikir-Menulis

Berpikir-Menulis

Kamis, 27 Agustus 2015

Makelar Mobil Berdandan Necis



 Oleh: Danang Probotanoyo
Termuat di Harian Joglosemar, Medio: Agustus 2015
    Dul Kenthut dan Jim Belong bersahabat sejak mahasiswa di Jogja. Meski bersahabat, mereka kerap cekcok juga. Apalagi Si Dul Kenthut memiliki sifat jahil yang tak ketulungan. Berulangkali Dul Kenthut membuat Jim Belong dongkol. Tapi kedongkolan itu biasanya hanya sekejap dan tak pernah dimasukkan ke dalam hati. Makanya persahabatan mereka awet hingga keduanya lulus kuliah, bekerja dan menikah. Keduanya tetap tinggal di kota Jogja. Jim Belong bekerja di perusahaan ekspor-impor. Sedangkan Dul Kenthut sebagai dosen di sebuah PTS. Dul Kenthut hidup terpisah dengan istrinya yang sedang PTT di Pontianak. Tak heran setiap Dul Kenthut mendapat undangan manten, ia  mengajak Jim Belong.  

     Seperti di minggu pagi itu, Dul Kenthut menyambangi rumah Jim Belong. Ia berkemeja batik lengkap dengan sepatu. Berkatalah Dul Kenthut, “Jim temani aku njagong manten, yuk!” Singkat cerita, Jim Belong telah berada di dalam mobil Dul Kenthut. “Wah, kemajuan, sekarang naik mobil,” Jim Belong menggoda. “Masa motoran terus,” balas Dul Kenthut. Di tengah jalan Dul Kenthut berhenti di sebuah mini market, membeli dua botol air minum. “Lho untuk apa beli air minum? Bukankah di tempat jagong nanti kita bisa makan dan minum sepuasnya?” tanya Jim Belong.  “Sudah diam saja,” jawab Dul Kenthut cuek. Lima belas menit kemudian sampailah mereka di pelataran TVRI Jogja yang setiap minggu dipakai ajang jual beli mobil bekas. “Ah, sialan, ini sih bukan nemenin kamu jagong manten, tapi nemenin kamu makelaran mobil!” Dul Kenthut tertawa terbahak-bahak, untuk kesekian kalinya berhasil mengerjain Jim Belong.
*Nama tokoh diganti oleh redaktur Joglosemar