Berpikir-Menulis

Berpikir-Menulis

Senin, 14 September 2015

Taplak Penutup Aurat



Oleh: Danang Probotanoyo
 
Termuat di Harian Joglosemar, Medio: Sept 2015
    
Tujuh belasan kemarin menjadi hari yang menyenangkan sekaligus memalukan bagi Dul Kenthut. Menyenangkan karena berkat kecekatannya, Ia mendapat bagian hadiah  mahal dari tim panjat pinangnya. Bila Jim Belong teman setim hanya dijatah hadiah sarung, Dul Kenthut dijatah DVD player. Setiap tim berjumlah empat orang. Dalam timnya, Dul Kenthut ditugasi naik paling akhir. Posisi orang terakhir sangat menentukan kemenangan. Orang terakhir mesti bejuang merayap ke atas mengambil hadiah. Sebab dengan empat orang saja tak mungkin bisa menjangkau hadiah meski sudah saling berdiri di atas pundak temannya.
       “Jangan aku yang paling akhir, mending Jim Belong yang terakhir,” protes Dul Kenthut saat didapuk timnya sebagai orang terakhir. “Kamu pengalaman manjat pohon kelapa, Dul. Kami yakin kamu bisa memanjat pinang itu meski dibaluri oli dan vaselin,” Jim Belong meyakinkan Dul Kenthut. Secara aklamasi mereka akhirnya menunjuk Dul Kenthut sebagai orang terakhir.    
Termuat di Harian Joglosemar, Medio: Sept 2015
     “Hidup Dul Kenthut, hidup Dul Kenthut,” sorak para supporter melihat kegesitan Dul Kenthut menaiki batang pinang yang licin itu. Hup, akhirnya Dul Kenthut berhasil menjangkau bambu tempat hadiah bergelantungan. “Hore, hidup Dul Kenthut!” Namun teriakan mengelu-elukan Dul Kenthut seketika menjadi ledakan tawa seluruh penonton. Pasalnya Dul Kenthut nangkring di pucuk batang pinang tanpa celana sama sekali. Rupanya sang celana terlepas saat menjelang finish karena kolornya putus. “Ini Dul, tangkap!” seru Jim Belong sambil melemparkan taplak meja panitia untuk menutup aurat Dul Kenthut. 

Jumat, 04 September 2015

Pintar Menghadapi Kemarau Panjang



Oleh: Danang Probotanoyo
 
Opini Saya di Minggu Pagi KR, Medio: M-I Sept 2015
    
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memberi warning bahwa musim kemarau tahun ini bisa lebih panjang dari biasanya. Selain karena anomali cuaca, kemarau panjang juga sebagai dampak fenomena El Nino. Musim penghujan di sebagian wilayah Indonesia diperkirakan baru akan datang di bulan November. Padahal sekarang bulan Agustus saja dampak kemarau kali ini sudah menyebabkan bencana kekeringan di mana-mana. Di pemberitaan-pemberitaan tersiar banyak petani merugi karena tanaman padinya mati  kekeringan tidak tersentuh air. Tak kurang 24 kabupaten dari 35 kabupaten di Jatim mengalami bencana kekeringan. Begitupun di daerah Wonosari, pemda setempat sibuk dropping air bersih untuk keperluan sehari-hari di beberapa wilayahnya.
      Bagi warga yang tidak mengalami bencana kekeringan hendaknya lebih mawas diri dan bijak dalam memperlakukan dan mempergunakan air di sekitarnya. Pergunakanlah air secukupnya dan untuk hal-hal yang penting saja. Dengan kata lain harus berhemat air mulai sekarang. Hal itu bisa dilakukan dengan merubah kebiasaan dalam pemakaian air. 
Opini Saya di Minggu Pagi KR, Medio: Sept 2015
     Caranya sederhana saja. Bila selama ini mencuci pakaian dengan dua atau tiga kali pembilasan, maka sekarang cukup dengan sekali bilas saja. Asal pemakaian deterjen tidak over dosis, tentu pembilasan sekali sudah cukup menghilangkan sisa deterjen dan kotoran dari pakaian. Dari pengurangan pembilasan ini saja sudah bisa dihemat air bersih satu hingga dua ember. Kedua, kebiasaan menyiram jalanan di depan rumah atau halaman untuk mengurangi debu berterbangan jangan lagi memakai air bersih dari kran atau sumur. Pergunakanlah air sisa pembilasan saat mencuci pakaian tadi. Bisa pula mempergunakan air bilasan cuci perkakas dapur yang ditampung dalam panci atau ember. Ketiga, aktifitas mencuci kendaraan baik motor, lebih-lebih mobil, yang sangat boros air hendaknya dikurangi dalam hal frekuensi pencucian maupun volume air yang digunakan. Motor atau mobil yang dipergunakan setiap hari sangat wajar bila tertempel debu sedikit. Jangan sedikit-sedikit lantas dicuci. Ataupun kalau kita tergolong orang yang mudah risih dengan motor atau mobil yang sedikit kotor, maka cukup pergunakanlah sulak atau kemoceng untuk membersihkan debu yang menempel itu. Setelahnya bisa dilap memakai kain kanebo yang sedikit basah.

      Dari sedikit merubah kebiasaan dalam pemakaian air tadi, betapa banyak air bersih dari sumur kita atau dari PDAM yang bisa dihemat. Dengan begitu, musim penghujan yang datangnya masih berbilang bulan, tak merisaukan kita akan kekurangan air.
Danang Probotanoyo