Berpikir-Menulis

Berpikir-Menulis

Jumat, 04 September 2015

Pintar Menghadapi Kemarau Panjang



Oleh: Danang Probotanoyo
 
Opini Saya di Minggu Pagi KR, Medio: M-I Sept 2015
    
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memberi warning bahwa musim kemarau tahun ini bisa lebih panjang dari biasanya. Selain karena anomali cuaca, kemarau panjang juga sebagai dampak fenomena El Nino. Musim penghujan di sebagian wilayah Indonesia diperkirakan baru akan datang di bulan November. Padahal sekarang bulan Agustus saja dampak kemarau kali ini sudah menyebabkan bencana kekeringan di mana-mana. Di pemberitaan-pemberitaan tersiar banyak petani merugi karena tanaman padinya mati  kekeringan tidak tersentuh air. Tak kurang 24 kabupaten dari 35 kabupaten di Jatim mengalami bencana kekeringan. Begitupun di daerah Wonosari, pemda setempat sibuk dropping air bersih untuk keperluan sehari-hari di beberapa wilayahnya.
      Bagi warga yang tidak mengalami bencana kekeringan hendaknya lebih mawas diri dan bijak dalam memperlakukan dan mempergunakan air di sekitarnya. Pergunakanlah air secukupnya dan untuk hal-hal yang penting saja. Dengan kata lain harus berhemat air mulai sekarang. Hal itu bisa dilakukan dengan merubah kebiasaan dalam pemakaian air. 
Opini Saya di Minggu Pagi KR, Medio: Sept 2015
     Caranya sederhana saja. Bila selama ini mencuci pakaian dengan dua atau tiga kali pembilasan, maka sekarang cukup dengan sekali bilas saja. Asal pemakaian deterjen tidak over dosis, tentu pembilasan sekali sudah cukup menghilangkan sisa deterjen dan kotoran dari pakaian. Dari pengurangan pembilasan ini saja sudah bisa dihemat air bersih satu hingga dua ember. Kedua, kebiasaan menyiram jalanan di depan rumah atau halaman untuk mengurangi debu berterbangan jangan lagi memakai air bersih dari kran atau sumur. Pergunakanlah air sisa pembilasan saat mencuci pakaian tadi. Bisa pula mempergunakan air bilasan cuci perkakas dapur yang ditampung dalam panci atau ember. Ketiga, aktifitas mencuci kendaraan baik motor, lebih-lebih mobil, yang sangat boros air hendaknya dikurangi dalam hal frekuensi pencucian maupun volume air yang digunakan. Motor atau mobil yang dipergunakan setiap hari sangat wajar bila tertempel debu sedikit. Jangan sedikit-sedikit lantas dicuci. Ataupun kalau kita tergolong orang yang mudah risih dengan motor atau mobil yang sedikit kotor, maka cukup pergunakanlah sulak atau kemoceng untuk membersihkan debu yang menempel itu. Setelahnya bisa dilap memakai kain kanebo yang sedikit basah.

      Dari sedikit merubah kebiasaan dalam pemakaian air tadi, betapa banyak air bersih dari sumur kita atau dari PDAM yang bisa dihemat. Dengan begitu, musim penghujan yang datangnya masih berbilang bulan, tak merisaukan kita akan kekurangan air.
Danang Probotanoyo

1 komentar:

  1. thank nice infonya, silahkan kunjungi balik website kami http://bit.ly/2OcjNO1

    BalasHapus