Berpikir-Menulis

Berpikir-Menulis

Jumat, 02 Oktober 2015

Gara-Gara “Torpedo” Sapi



   Dul Kenthut sangat mempercayai mitos. Termasuk dalam hal mitos makanan. Dul Kenthut sangat menyukai “torpedo” sapi, yang dipercayanya mampu meningkatkan stamina pria dan mendongkrak kejantanan.



 
Termuat di Harian Joglosemar, Sept 2015
     “Benar Jim, setelah makan “torpedo” badan langsung fit dan bergairah,” kata Dul Kenthut suatu ketika pada Jim Belong. “Ah, itu hanya sugesti. Belum ada risetnya itu, Dul,” tukas Jim Belong. Gara-gara mempercayai mitos itulah, Dul Kenthut selalu minta jatah “torpedo” sapi hewan kurban di kampungnya. Idul Adha tahun lalu, kampungnya menyembelih empat kambing dan seekor sapi jantan besar. Jauh hari sebelum penyembelihan, Dul Kenthut sudah “mengkapling” bagian alat vital sapi itu sebagai jatahnya. Jim Belong, Molly Geli dan Yu Cebret sebenarnya juga ingin “torpedo” sapi itu. Bukan karena mitosnya, melainkan rasanya memang enak. Apalagi gratisan.  Saking takutnya “torpedo” sapi itu jatuh ke orang lain, Dul Kenthut bela-belain nongkrongi sapi itu terus. Tibalah saat penyembelihan. Sapi sudah diikat kakinya lalu digulingkan dalam posisi rebah menyamping. Dul Kenthut iseng-iseng jongkok memegang-megang “torpedo” sapi tak berdaya tersebut. Saking kuatnya Dul memegang, sapi itu  berontak. Kaki belakangnya menyepak tepat di tengah selangkangan Dul. Dul Kenthut terjengkang dan mengerang kesakitan sambil memegang bagian tengah selangkangannya. Dul pingsan dan dilarikan ke puskesmas. 

Maksud hati ingin makan “torpedo” apa daya justru “terpedonya” sendiri menjadi korban.  
Sejak itu Dul Kenthut trauma dan tak mau makan “torpedo” sapi lagi. Idul Adha kali ini, Jim Belonglah yang kebagian rezeki “torpedo” sapi kurban.

Danang Probotanoyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar